Jumat, 01 April 2011

Diagnosis dini autisme masa kanak

Autisme masa kanak adalah gangguan tumbuh kembang saraf yang bersifat pervasif (menyeluruh dan dalam. Autisme mempunyai tiga gangguan tumbuh kembang yang khas yaitu pada hubungan sosial, kemampuan berkomunikasi baik verbal dan non verbal serta perilaku yang stereotipik (perilaku mengulang-ulang suatu gerakan. Anak yang menderita autisme perlu mendapatkan terapi sesegera mungkin agar mendapatkan hasil yang optimal sehingga diagnosis dini sangatlah penting. Autisme bukan sekedar masalah keterlambatan bicara tetapi begitu banyak kerusakan saraf terutama sirkuit atensi dan fungsi sosial otak yang terganggu, bahkan beberapa anak-anak ini akan menderita epilepsi pada usia dewasa.
Diagnosis suspek autisme harus bisa dilakukan oleh siapa saja, orangtua, guru, perawat dan dokter. CHAT (Checklist Autism in Toddlers) yang dikembangkan oleh dokter Simon Baron Cohen adalah sekelompok pertanyaan dan obervasi sederhana yang dapat dilakukan siapa saja untuk mendeteksi autisme pada usia 18 bulan. Observasi yang penting pada CHAT adalah: kemampuan bermain peran, menunjuk benda, dan atensi (form CHAT dapat didownload di blog ini.
Anak autis tidak mampu bermain peran seperti pura-pura membuat teh, berpura-pura menjadi pilot pesawat dan lain sebagainya, mereka cenderung hanya mendorong mainan berulang-ulang atau bahkan hanya melemparnya. Anak-anak ini juga tidak bisa menunjuk benda yang mereka inginkan, jika mereka ingin mereka akan menggandeng tangan orangtuanya dan meletakkan tangan orangtua pada benda tersebut, suatu gejala yang kami temukan pada 24 dari 25 pasien autisme yang pernah menjadi subyek penelitian saya. Mereka juga sulit mempertahankan tatapan mata dan melihat ke arah yang kita inginkan.
Begitu seorang anak diduga menderita autisme maka ia harus segera dirujuk ke dokter ahli tentang penyakit ini dapat seorang spesialis saraf yang mendalami saraf anak, dokter spesialis jiwa anak atau dokter spesialis anak yang mendalami saraf. Anak harus menjalani serangkaian pemeriksaan untuk mencoba mencari penyebab yang mungkin bisa diperbaiki seperti keracunan logam berat, alergi, kelainan metabolisme seperti fenilketonuria, G6PD, dan adanya gelombang kejang. Anak juga harus segera mulai terapi dipusat-pusat pendidikan autisme.
Bahwa anak dengan autisme mempunyai IQ yang super hanyalah minoritas yang dibesar-besarkan oleh media dan sejumlah pusat terapi, kebanyakan anak dengan autisme mempunyai IQ yang normal atau sedikit di bawah normal.
Kenyataan bahwa penyakit ini belum jelas patofisologinya dan belum jelas terapinya membuat doa orangtua untuk kesembuhan anak adalah yang utama tentunya disertai usaha yang sungguh-sungguh untuk berobat dan terapi yang kontinyu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar